Translate

Jumat, 23 Maret 2012

Minim Bukti, Prajurit AS Pembantai Warga Bisa Bebas

WASHINGTON - Insiden pembantaian terhadap 16 warga Afghanistan oleh seorang prajurit Amerika Serikat (AS), masih terus diselidiki. Pengacara dari pelaku mengatakan, tidak ada bukti yang menunjukan bahwa kliennya melakukan pembantaian.

"Tidak ada bukti forensik. Tidak ada juga bukti catatan kesehatan, dan tidak ada bukti tentang korban ataupun dimana mayat para korban," ujar John Henry Browne yang ditunjuk sebagai pengacara dari pelaku penembakan, Sersan Robert Bales seperti dikutip Modoracle.com, Rabu (21/3/2012).

Ditanya jika memang ada bukti kejahatan, Browne bersikeras hal tersebut tidak ada. "Jelas dari apa yang saya baca, amat minim bukti," tegasnya.

Sersan Bales saat ini masih ditahan di penjara militer Forth Leavenworth, Kansas. Dirinya masih terus menunggu dakwaan apa yang akan dijatuhkan kepadanya terkait insiden yang terjadi di Distrik Panjwayi, Provinsi Kandahar tersebut.

Selain itu, Bales juga mengaku lupa dengan aksi keji yang dilakukannya. Browne pun membenarkan pengakuan itu dengan mengatakan, Sersan Robert Bales hanya memiliki ingatan yang minim saat insiden pembantaian itu berlangsung 11 Maret lalu.

Sementara di tengah insiden penembakan yang dilakukan suaminya, Karilyn Bales menyatakan penyesalannya atas serangan yang terjadi. Dirinya pun menyatakan penyesalan atas keluarga korban penembakan, dirinya pun ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Militer AS bersikeras bahwa Bales melakukan aksi pembantaian 11 Maret lalu seorang diri, tetapi pihak Afghanistan tidak mempercayai hal tersebut.

Pihak Afghanistan sebenarnya menginginkan Sersan Bales untuk diadili dengan hukum Afghanistan.

Namun militer AS sudah terlanjur melarikannya kembali ke Amerika. Menteri Pertahanan AS Leon Panetta menyatakan, meski diadili jauh dari lokasi kejadian, Bales kemungkinan akan dijatuhi hukuman mati. 
(faj)

0 komentar:

Posting Komentar